Rahasia Popularitas Pokemon GO (bagian 2)

Bebas, Mas.... (youtube.com)

Pada tulisan sebelumnya, dikemukakan bahwa salah satu keberhasilan Pokēmon GO terletak pada basis penggemar Pokēmon yang sudah terbentuk sejak pertama kali diluncurkan dalam bentuk Game Boy. Sejak itu, penggemar Pokēmon terus bertambah secara lintas generasi, meskipun kebanyakan gamer era Game Boy tidak lagi memainkannya di konsol buatan Nintendo semacam Game Boy Advance, Nintendo DS, dan lain-lain. Dengan demikian, kesuksesan Pokēmon GO sebenarnya telah dapat diprediksi sebelum game ini diluncurkan.

Namun, itu saja tidak cukup. Ada faktor-faktor lain yang membuat Pokēmon GO memiliki kecepatan viralitas luar biasa dan (dengan sendirinya) menjadi permainan yang populer.

A Disruptive Experience
Game developer manapun yang berharap untuk mengulang kesuksesan Pokēmon era Game Boy perlu menambahkan sesuatu yang baru, kalau bisa revolusioner. Dengan kata lain, diperlukan setidaknya satu hal yang bersifat disruptive dalam hal gaming experience.

Game Boy jelas bukan jawabannya, termasuk juga Nintendo DS dan 3DS. Karenanya, Pokēmon perlu menciptakan experience baru dalam permainannya; faktor pembeda yang membuat game ini relatif berbeda dengan permainan lain pada umumnya. Jawabannya adalah terobosan teknologi bernama augmented reality. Mengapa? Studi di jurnal Computers & Education tahun 2013 inilah jawabannya.
“(Augmented Reality) Tidak memisahkan pengguna dari realitasnya, tapi justru menggunakan realitas itu dan mengubahnya. Efek ini bisa menimbulkan rasa terkejut dan penasaran di kalangan penggunanya,” ungkap studi itu, dikutip Kompas.
Berbeda dari teknologi Virtual Reality (VR), AR pun tidak memerlukan peralatan khusus seperti headset berharga mahal. AR hanya membutuhkan perangkat masukan (input) berupa kamera, pemroses, dan keluaran (output) berupa layar/monitor yang ketiganya berada pada smartphone yang kini menjadi kebutuhan primer hampir setiap orang.

Selain itu, Russel Belk, profesor marketing dari York University di Toronto, mengatakan bahwa penerapan teknologi AR yang dipadukan dengan konektivitas smartphone ke dunia internet membuat kegiatan berburu dan mengoleksi Pokēmon jadi semakin mengasyikkan. Ketika disebarkan melalui berbagai media sosial, good experience berupa keberhasilan berburu Pokēmon itu lantas menjadi viral seperti yang marak terjadi belakangan ini.
“Hal tersebut menjadi bahan percakapan. Ditambah lagi, Pokémon GO bisa selalu Anda bawa ke manapun,” ujar Belk.

Sebenarnya, Pokēmon GO bukan game pertama yang menawarkan fitur augmented reality bagi para pemainnya. Ada juga permainan bernama Ingress yang menawarkan gaming experience serupa. Namun, pembeda Pokēmon GO dengan Ingress adalah basis fans yang telah dijelaskan pada post sebelumnya.

Basis fans yang telah terbangun selama puluhan tahun ditambah dengan augmented reality yang (lebih dari sekedar) sesuai dengan karakter game Pokēmon (ingat, kita disuruh nangkepin Pokēmon dan AR cocok banget mendukung amanat game ini) adalah kombinasi sempurna bagi kesuksesan Pokēmon GO. Hasilnya, orang lebih banyak buka aplikasi Pokēmon GO daripada WhatsApp, hehehe....



Dampak Pokēmon GO terhadap Kebugaran
Tidak seperti kebanyakan permainan yang hanya melibatkan ibu jari tangan para pemainnya, Pokémon GO mengharuskanmu untuk melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, berlari, bahkan melompat. Aktivitas ini memang tidak seekstrem olahraga lainnya seperti parkour, namun tidak dapat dipungkiri bahwa Pokémon GO merupakan salah satu exergame yang tentu membuat para penggunanya melakukan exergaming (Baca: Apa Itu Exergaming).

Sejumlah ahli kesehatan pun memuji adanya permainan Pokemon Go yang menggunakan smartphone ini. Menurut para ahli, Pokemon Go memaksa pemainnya untuk lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Para ahli kesehatan melihat sisi positif hadirnya teknologi untuk meningkatkan aktivitas fisik.
"Sangat menyenangkan melihat teknologi berubah dan digunakan dengan cara mempromosikan aktivitas fisik," ujar Graham Thomas, seorang asisten profesor psikiatri dan perilaku manusia di Miriam Hospital's Weight Control and Diabetes Research Center, Providence, Rhode Island, dikutip dari Livescience.com.
Banyak pemain Pokēmon GOyang harus berjalan beberapa kilometer di suatu wilayah untuk menangkap karakter Pokēmon seperti di dunia nyata. Selain itu, pemainnya juga bisa aktif bersosialisasi dengan pemain lain.

Para ahli kesehatan lainnya, Dale Bond, mengatakan bahwa Pokēmon GO membuat para pemainnya secara tidak langsung berolahraga. "Semakin lama Anda bergerak, semakin banyak kalori yang akan terbakar dan akan memberikan kesehatan secara keseluruhan," kata Bond. Dengan demikian, Pokēmon GO adalah jenis permainan yang membuatmu melakukan exergaming.

Fakta inilah yang sebenarnya diharapkan oleh John Hanke, CEO Pokémon GO. Pada wawancaranya oleh Business Insider, ia mengungkapkan hal tersebut.
"Banyak fitness apps berisi hal-hal yang membuatmu terasa seperti 'atlet olimpiade yang gagal' ketika kamu baru saja mencoba untuk menjadi fit. Pokémon GO didesain untuk membuatmu bangun dan bergerak dengan menjanjikanmu Pokémon sebagai hadiahnya alih-alih menekanmu."

Sayangnya, orang-orang di sekitar saya sepertinya lebih senang menggunakan motor alih-alih berjalan kaki demi menangkap Pokēmon. Padahal, game ini bisa menjadi alasanmu untuk lari pagi di Monas, bukan? ;-)

Pokémon GO: Apa Arti Jejak Kaki Pokemon? 
Pokémon GO: Tips Menangkap Pokémon dengan Mudah
Pokémon GO: Bagaimana Cara Mendapatkan Pikachu?

Comments

  1. Yap setuju, sayangnya orang-orang lebih senang pakai motor ya. Bahkan pernah liat iklan yang menampilkan adegan orang mendaki sambil nyari Pokemon

    ReplyDelete
  2. Gue dulu pernah tuh nyobain Ingress, Jul. seru sih. tapi berhubung gue makhluk rumahan, lama-lama Ingress-nya cuma mejeng buat menuh-menuhin storage hp gue aja, dan akhirnya gue uninstall. hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makhluk rumahaaan... Yayayayaya. Btw, udah bisa nih login lagi? :p

      Delete
  3. hahahaha. belum. ini beda akun. yang dulu itu gue pake alamat email lama, waktu SMA. trus yang ini emang email yang gue komersilkan sejak awal kuliah :p mau bikin yang baru aja T_T

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts