Pagar Perhatian


Sering merasa dikejar waktu?

Pernah merasa waktu begitu cepat? Atau sebaliknya, begitu lambat?

Pada awalnya, konsep waktu diciptakan manusia untuk mempermudah hidup, misalnya untuk membuat janji dengan orang lain, merencanakan suatu tindakan, atau menceritakan peristiwa di masa lalu.

Pada perjalanannya, terbentuklah persepsi kita terhadap waktu. Saat kita menunggu pesawat yang terlambat terbang, kita akan merasakan waktu bergerak amat lambat, bahkan detik demi detik pun terasa berjam-jam. Kondisi ini akan semakin berat jika kepergian kita adalah untuk suatu hal yang kita anggap penting. Sebaliknya, ketika berlibur, tanpa terasa waktu seakan tiba-tiba habis. Kita harus pulang, kembali melakukan rutinitas.

Menurut para peneliti, persepsi kita terhadap waktu diturunkan melalui serangkaian proses fisiologis dan kognitif. Karenanya, persepsi itu menjadi tidak akurat dan bias.

Model attentional gate yang dikemukakan oleh ahli psikologi kognitif Profesor Dan Zakay menyebutkan bahwa berbeda dengan hewan, manusia memiliki kewaspadaan terhadap lintasan waktu yang sangat dipengaruhi oleh tuntutan perhatian yang disebut sebagai pagar perhatian (attentional gate).

Saat kita sedang menunggu, perhatian kita menjadi sangat terfokus pada waktu. Pagar perhatian menjadi terbuka sehingga durasi waktu seakan-akan terasa panjang. Sebaliknya, saat liburan atau saat bersama orang yang kita cintai, kita tidak lagi memberikan perhatian berlebihan terhadap waktu sehingga pagar perhatian menyempit. Waktu pun terasa cepat. Dengan demikian, satu jam menunggu orang lain akan terasa lebih lama daripada satu jam mengobrol seru dengan teman lama. Padahal, durasinya sama.

Dari sini, sebenarnya bisa diambil kesimpulan bahwa kuncinya adalah fokus terhadap waktu. Mau ‘mempercepat’ atau ‘memperlambat’ waktu, semuanya terserah kamu.


(diambil dari Sadar Penuh Hadir Utuh karangan Adjie Silarus)



Comments

Popular Posts