Membangun Kebiasaan Baik
Sempat stalking rangkaian kultwit @Strategi_Bisnis oleh mas Yodhia
Antariksa. Seperti biasa, ada aja insight yang bisa didapat dari sini.
Kali ini, gue akan coba merekonstruksi rangkaian kultwitnya tanpa mengurangi
kontennya. Semoga suka.
***
Dua hari lalu kita sudah ulas tentang brain plasticity, bahwa
otak kita itu ternyata seperti otot, lentur. Makin sering dipakai, makin
mengembang. Ada banyak cara untuk menjaga agar sel-sel otak kita tetap tajam
dan mengembang. Pagi ini kita akan ulas dua cara saja.
Surprisingly, cara nomor satu yang simpel tapi powerful untuk
menjaga ketajaman sel-sel otak adalah rajin meditasi/tafakur. Meditasi adalah
duduk bersila seraya memfokuskan pikiranmu pada satu titik saja (bisa Sang
Pencipta, bisa rasa syukur). Fokus.
Studi-studi ilmiah dengan telak membuktikan betapa besar dampak
ritual meditasi/tafakur terhadap pertumbuhan sel-sel otak manusia. Orang yang
rajin meditasi/tafakur terbukti mejadi lebih mudah membangun konsentrasi dan lebih
tajam kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, orang yang rajin
meditasi/tafakur juga terbukti lebih tangguh dalam mengelola motivasi diri. Tidak
mudah menyerah dengan keadaan. Kalau usiamu sudah 35 tahun, sibuk bekerja, mengalami
stress di jalan dan di kantor, mulailah serius menekuni ritual meditasi/tafakur. Jiwamu akan mekar.
Cara kedua yang juga simpel tapi powerful untuk menjaga ketajaman
sel-sel otakmu adalah rajin bergerak. Gerakkan tubuhmu melalui olahraga. Saat di-scan,
sel otak orang yang rajin olahraga dan malas bergerak berbeda. Otak yang rajin
bergerak sel-selnya lebih cerah dan berkembang.
Pertanyaannya, bagaimana cara menumbuhkan good habits (rajin olahraga
dan tekun meditasi/tafakur) untuk menunjang proses brain plasticity?
Dalam studi tentang kebiasaan, ada beberapa kiat praktis agar Anda bisa
membangun kebiasaan baik seperti rajin olahraga dan tekun meditasi/tafakur. Kiat
pertama, start small. Sembilan puluh persen resolusi rajin olahraga
gagal karena ambisi yang terlalu muluk-muluk. Padahal, kebiasaan yang berjalan
dengan baik dimulai dari tujuan-tujuan kecil. Karenanya, mulailah dengan tujuan
yang amat kecil, misalnya mau jalan kaki lima menit dua hari sekali. Atau meditasi/tafakur
1 menit, tiga hari sekali.
Menariknya, tujuan yang amat sederhana tadi berdasar riset akan lebih
memotivasimu untuk beraksi. Kemudian, pelan-pelan membesar dengan sendirinya.
Tujuan yang amat simpel membuat tidak punya alasan untuk tidak memulainya. Justru
di situlah the magic of small goals. Studi menunjukkan, begitu Anda
memulai kebiasaan dengan tujuan yang amat sangat ringan itu, pelan-pelan otak anda
terprogram. Ingat, brain plasticity. Begitu otakmu terprogram untuk
memulai kebiasaan yang ringan-ringan itu, amazingly, pelan-pelan Anda akan
menikmatinya. Selanjutnya, good habit terbentuk. Ada orang yang
memulai kebiasaan berjalan kaki lima menit dua hari sekali. So small. Sekarang
dia kecanduan jalan kaki 30 menit setiap hari.
Pelajaran tentang the science of habit: ambisi besar akan
membuatmu gagal. Tujuan yang amat ringan dan mudah adalah awal segalanya.
Kita lain untuk membangun good habit ialah melakukan kebiasaan
pada jam yang sama setiap harinya. Kalau anda mau rajin olahraga, tetapkan:
tiap jam 6 pagi atau tiap jam empat sore. Jamnya kapan terserah. Yang penting
sama day by day. Hal ini akan memudahkan bioritme tubuh untuk beradaptasi.
Juga otakmu akan mudah memahami kebiasaanmu.
Cara lainnya ialah dengan bergaul dengan orang-orang yang sukses
membangun habit itu. Jadikan ia role model. Kalau mau gemuk, bergaul dengan
orang gemuk. Kalau mau sixpack, bergaul dengan orang sixpack.
iya biasa memang karena dipaksa dulu .. seminggu pertama bakal susah kaya besok nih puasa ..seminggu pertama bakal sakit perut ada lah dikitdikit kalau udah biasa sih lancar aja :)
ReplyDeleteGitu deeeh....
Delete