Selftalk
Sambil menyelesaikan proyek “Semester 7”, gue terpikir untuk
membuat tulisan yang agak beda dari sebelumnya. Tulisan itu akan jauh lebih
ringan, lebih pendek sehingga cepat dibaca, tapi meninggalkan pengalaman yang,
barangkali, bisa bikin kalian kepikiran seharian.
Idenya diawali dari kegiatan ngelamun yang biasa gue lakukan
di jalan (harap jarang ditiru, terutama kalo lagi kebut-kebutan). Sebagaimana biasa,
ngelamun kadang membuat kita ngomong sama diri sendiri. Selftalk, istilahnya. Dan kalo udah ngomongin selftalk, arahnya bisa ke mana-mana. Bisa serius, bisa ngaco, bisa
gila, macem-macem deh.
Nah, daripada dikatain gila karena ngomong sendiri,
mendingan lamunan ini dijadiin buku aja. Siapa tahu ada di antara temen-temen
yang ketika baca nanti akan bergumam, oh
iya ya, gue dulu juga pernah kepikiran hal kayak gini. Inilah kenapa buku
gue mungkin akan keliatan beda dari karya-karya sebelumnya.
Sebenernya, sumber inspirasi “Selftalk” (sementara kita
sebut itu dulu kali ya, judulnya) nggak hanya berasal dari lamunan di jalan,
tetapi juga dari curhat seorang teman, atau hal yang kita saksikan dengan mata
kepala sendiri. Pecahan peristiwa kayak gitu kadang suka kepikiran lagi,
misalnya ketika kita lagi mandi (ini alasannya kenapa durasi mandi gue udah
kayak orang bertapa) dan salat fardhu (dan ini alasan kenapa salat gue suka ‘mengandung’
sujud sahwi alias sujud yang dilakuin kalo kita lupa rakaat, hehehe).
Segitu dulu deh, nanti gue kabarin kalo ada info terbaru lagi.
See you!
Semangat!
Comments
Post a Comment