Niat ikut seminar, ujungnya malah foto-foto.


Oke, karena lagi kebanyakan tugas dan nggak tau mau nulis apa, gue bakal sedikit berbagi foto aja kali ya. Fotonya adalah tentang perjalanan gue ke museum terbaik se-Endonesa: Museum Bank Indonesia.

Spesimen uang yang gagal sebelum dirilis. Iya, itu muka gue.

Gue ke sana untuk menghadiri seminar Quo Vadis Museum Kita yang diselenggarakan oleh Komunitas Jelajah dan Museum Bank Indonesia itu sendiri. Tau kan, seperti apa kondisi museum kita sekarang secara fisik maupun manajerialnya, apalagi di daerah-daerah di luar DKI Jakarta. Mungkin baru Museum Batak dan beberapa museum lain yang baru di-release aja yang bagus. Sisanya, masih memprihatinkan. Nah, itu tuh yang dibahas di seminar.

Terlepas dari rangkaian seminar itu, ini adalah hal-hal yang gue suka:
  1. Dapet tas MBI yang berisi cinderamata dari mereka.
  2. Ada coffee morning. Pusing dan mual-mual gue di perjalanan (jangan ketawa!) langsung ilang gara-gara lemper, pai buah, dan teh anget yang gue hajar sekali jalan. Lu tau kan, gue doyan banget teh anget, biar kata acaranya coffee morning, bukan tea morning. Yang penting mah teh anget!
  3. Ada coffee break. Sialnya, gue malah keasikan foto-foto di sekitar museum. Lupa deh, sama agenda yang satu ini.

Salah satu dari sekian banyak foto di MBI yang membuat lupa coffee break.

Seminarnya lumayan lama, jadi sesekali diselingi sama musik gitar klasik. Permainannya asik banget, air muka orangnya juga ekspresif. Yang gue bingung, kenapa tampangnya mirip editor gue sebelum nikah ya? Hehehe....

Karena banyak banget pertanyaannya, seminar baru kelar sekitar jam 2 siang. Gue gak ngerti sama orang-orang yang giat bertanya ini karena saat itu gue UDAH LAPER. Perut udah misuh-misuh, tapi seminar gak selesai juga.

Begitu seminar selesai dan makan siang dimulai, gue mengucap hamdalah dan, karena belum solat Dzuhur, nyeberang dulu ke musola. Selesai solat, sate yang tadi gue incer udah abis. Jadilah gue makan urap.

Oh iya, gue ke sana bareng temen-temen kuliah waktu ajang International Museum Day. Cara dateng dan pulangnya beda-beda sih. Ada yang naik mobil, ada yang naik kereta, ada yang terbang, ada yang bakar kemenyan dulu. Hehehe....bo'ong deng. :-p

Dandi, satu dari sedikit temen cowok gue di sana.



Gank rempong. Siapa yang memberi nama dan kapan? Gue, barusan.


Bakat dan potensinya telah terlihat sejak dini. Lihat apa yang diperbuat tangannya.


Anyway, gue menyarankan kalian untuk berkunjung ke sana, terutama untuk orang-orang yang benci setengah mati sama yang namanya museum, hehehe. Mungkin kalian akan punya pandangan yang sedikit berbeda tentang museum setelah berkunjung ke sana.

Daaagh, mijn vrienden! :-)





Comments

  1. Dah pernah dtng juga. Emang bagus tempatnya. Bagian yang paling disuka itu di ruangan yang isinya kayak lemari2 yang bisa ditarik trus di dlmnya ada uang2 sama uang yang kecil banget sampe ngeliatnya harus pake kaca pembesar. Mudah-mudahan aja smua museum bisa sebagus itu...

    ReplyDelete
  2. Bang Panjul, emang museumnya bagus sih, tapi sumber daya manusianya, erggghhhh.... bikin naek darah. Nggak banget.

    ReplyDelete
  3. @Akatsuki: Yah, katanya sih lagi on progress di daerah luar DKI Jakarta. Jadi itu termasuk dalam 11 program prioritas kabinet. Semoga berjalan lancar deh.

    @Crystal: Makanya, lulus kuliah ambil S2 Museologi aja, terus urusin deh itu museum2. Syukur2 jadi kayak Smithsonian Museum, hehehe :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts