Postingan Saat Kepengin Pup

Errr...apa yang ada di pikiran kalian soal toilet?

Bau?

Ih, jangan menyindir diri sendiri gitu, ah! Hehehe....

Semakin gede, semakin gue serius memikirkan detail-detail hidup yang kelihatannya remeh banget, tapi penting...terutama kalau lagi kepepet. Contohnya, ya, toilet itu.

Gue termasuk tipikal orang yang sensitif sama toilet. Kalau toilet kurang nyaman, buang air pun berasa kurang khusyuk. Makanya, kebersihan toilet dan sekitarnya pun jadi masalah serius buat gue. Suatu saat nanti, gue akan menekankan kenyamanan toilet sebagai salah satu elemen utama dalam merancang rumah pribadi.

Ngomongin toilet, kenapa sih setiap toilet ada namanya? Sejujurnya, gue nggak habis pikir mengenai latar belakang penamaan toilet-toilet yang selama ini gue temui. Rinka, teman satu kelompok gue di kampus, pernah bercerita soal Toge , teman SMP-nya. Nggak ada yang salah, sih, dengan ceritanya. Yang salah adalah perhatian gue yang langsung teralihkan pada nama temannya yang entah kenapa bisa sama dengan nama toilet di rumah. Gue agak bingung juga, kenapa bisa-bisanya nama orang itu sama persis dengan merek toilet yang bertahun-tahun telah setia menemani hari-hari gue beserta keluarga (ini toilet apa hewan peliharaan?), baik pada saat cerah maupun saat suram. Teringat cerita Rinka, hampir setiap mau ‘setoran tunai’ di toilet rumah, gue jadi memandang sejenak toilet yang sebentar lagi akan gue pakai, lalu jongkok (iya, toilet gue emang masih model jongkok) di atasnya dengan perasaan sungkan karena teringat teman si Rinka.

“Maaf, Toge, tapi ini kebutuhan alami manusia,” gue berusaha membuat diri menjadi lebih tabah dalam suatu sesi buang air besar...

...baiklah, suatu saat nanti, gue nggak akan memberi nama anak gue Toge atau nama lain yang kesannya ‘WC banget’. Nggak akan.

Setelah masalah ‘Toge’ ini, gue menjadi lebih fokus dalam mengamati nama toilet yang akan dipakai. Beberapa kali, gue menandai nama-nama yang udah nggak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Lebih parah, ada pula merek toilet yang sama dengan nama bokap temen gue. Alhamdulillah, itu orang sekarang udah pindah rumah entah kemana, jadi gue nggak perlu pusing dalam mengatur kegugupan kalau berhadapan dengannya...apalagi bokapnya. Nggak asik aja kalau lagi ngomong dengan bokapnya, gue jadi kepengin pup.

Di antara beberapa nama yang gue amati, ada satu nama toilet yang agak susah dieja. Menurut lu, apakah nama omg itu harus dibaca ‘o em ji’ atau ‘omeg’? Bingung, kan?? Itu adalah nama toilet paling aneh yang pernah gue temui. Apakah OMG itu sebenarnya singkatan dari ‘Oh, my God’? Nggak ngerti juga, deh. Kalau emang begitu, berarti itu adalah nama toilet paling nggak sopan yang pernah gue temui. Pakai bawa-bawa nama Tuhan segala, sih!

Seumpama gue jadi pengusaha toilet kelak, gue akan memberikan nama yang lebih fabulous buat toilet-toilet masa depan, seperti Excellent, Luxurious, atau Maximum Speed biar bisa pup dengan kecepatan tinggi. Nggak tertutup juga kemungkinan untuk bikin seri toilet gaul seperti Sumpe Lo atau Sumpe Dech, atau kombinasi keduanya. Gue pikir, bakal seru banget jadinya kalau ada sepasang kekasih bercerita tentang pengalaman pup mereka,

“Sayang, dulu aku pernah pup di toilet Sumpe Lo, lho! Kereeen...!” salah satu di antara-nya berbicara dengan bangga.

“Eh, serius tuh?? Barusan aku malah pup di toilet Sumpe Dech,” yang lain nggak mau kalah.

...dan hubungan mereka pun menjadi semakin mesra.

***

Selain mempererat hubungan percintaan, toilet mungkin juga merangsang kreativitas bagi sebagian orang. Contohnya gambar di bawah ini. Gue unduh dari witaanditabakrie.



Apapun ceritanya, toilet emang benda yang enggak bisa diremehin. Toilet kini udah jadi semacam elemen penting bisnis di beberapa tempat. Nggak percaya? Coba buang air di toilet umum. Hebat banget kalau orang yang ngejagain nggak minta duit yang harus dimasukin dalam sebuah kotak amal maintenance toilet. Singapura sendiri mencanangkan program Happy Toilet, semacam program penghargaan bagi toilet terbaik di sana. Selain itu, gue juga sempat liat foto desain interior suatu restoran yang tempat duduknya berbentuk toilet. Kelak, kalau ditawarin, gue lebih milih makan di warung makan pinggir jalan ketimbang makan di situ....

catatan: Ini adalah salah satu tulisan yg rencananya akan gue kembangkan untuk buku ketiga kelak.... Doain yah, guys! ;-)

Comments

  1. Emangnya ada wc merknya Toge? Kalo (Insya Allah) gw akhirnya jadi desainer terkenal, gw mau bikin merk lokalnya American Standart. Jagrak Indonesia. Beuh...

    ReplyDelete
  2. Ito, sebenernya. Cuman gue samarkan jadi toge.... :D

    ReplyDelete
  3. saya request cerita dengan tema "phobia" :)

    keep on rockin guys..sukses buat buku selanjutnya

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts