Resolusi? Males ah.

Tahun 2011 udah berjalan selama sembilan hari, tapi tetep aja gue masih belum nemuin resolusi yang tepat. Jangankan menemukan, mikirinnya aja baru beberapa hari yg lalu... itu pun sambil pup. Tahu kan, ketika melakukan kegiatan itu, kita gak tau mau ngapain lagi selain jongkok/duduk dan berimajinasi.

Bagi gue, membuat resolusi tahun baru adalah sebuah hal yang dilematis. Kenapa bisa begitu? Karena nantinya di akhir tahun, ketika gue melakukan refleksi untuk menilai diri sendiri, selalu ada satu pertanyaan utama yang tidak pernah terjawab, “Resolusi gue waktu itu apaan, ya?” Akhirnya, gue berpikir untuk tidak membuat resolusi tahun baru alih-alih bikin yang banyak terus dilupain begitu aja. Mending kalau resolusi-resolusi itu dilupain menjelang akhir tahun. Lha ini, tengah tahun aja udah nggak kepikiran lagi.

Sampai sekarang, gue juga masih bingung dengan orang-orang yang supersemangat bikin resolusi. Seperti gue, di awal tahun, banyak orang rame-rame bikin resolusi yang muluk-muluk. Gue sendiri gak menyalahkan mereka. Gue juga tahu, mereka sebenarnya punya niat baik untuk mengawali tahun baru dengan semangat dan resolusi dianggap sebagai media yang paling tepat. Dari situ, sebenarnya kita bisa ambil kesimpulan bahwa resolusi tahun baru itu baik. Lagipula, sampai sekarang, gue belum menemukan seseorang yang resolusi tahun barunya ngebunuh 5049 orang. (Kenapa angkanya harus 5049? Ngasal aja, sih.) Gue juga gak pernah nemuin orang yang resolusi tahun barunya mencium pantat babon atau apalah. Intinya, resolusi tahun baru berisi hal-hal baik.

Masalahnya, seberapa banyak jumlah orang-orang yang sukses melaksanakan berbagai resolusi yang sudah mereka buat? Mungkin mayoritas dari kita masuk dalam kategori yang gagal melaksanakan. Gue sendiri adalah contoh orang yang gagal duluan. Selanjutnya, golongan orang-orang yang ‘pelupa’ ini bakal kapok bikin resolusi lagi. Sekali lagi, gue adalah orang yang kapok. Totally quitter, I am.

Dari sini, gue coba bikin semacam muhasabah a.k.a evaluasi. Hasilnya, gue tetep bakal bikin resolusi, tapi sedikit aja. Biarpun udah telat, gak apa-apa deh. Yang penting, bikin satu aja resolusi dan sukseskan. Bukankah sebuah kesuksesan, biarpun sebuah, bakal membuahkan kesuksesan lainnya? Gak tau juga, deh. Tapi itu sih, yang gue yakini saat ini.

Resolusi gue untuk tahun ini adalah disiplin. Alasannya, gue pemalas. Alasan kedua, gue pernah menjadi disiplin, lebih menghargai waktu, dan akhirnya feeling better on running this life. Masalahnya, kenapa gue jadi pemalas lagi? Kenapa juga di hari-hari libur ini gue malah jadi potato couch alih-alih rajin olahraga untuk kesehatan? Untuk yang belum tahu, couch potato itu biasanya bersosok orang gendut jarang olahraga dan kerjaannya cuma makan junkfood dan bermalas-malasan. Nah, kita perlu garis bawahi kata gendut di sini. Dari situ, kita berangkat pada realita ini: gue pemalas tapi kurus. Kesimpulannya, gue bahkan lebih buruk dari couch potato. Maka, gue putuskan bahwa gue harus disiplin! Disiplin berangkat ngampus, disiplin nulis, disiplin olahraga.

Oke, mungkin segitu dulu. Daripada gue banyak cincong tapi gak ada aksi, mendingan gue akhiri dah. Seiring akhir dari tulisan desperate ini, gue menyisakan satu harapan: semoga gue bisa ingat resolusi ini hingga akhir 2011. Semoga.


Oh iya, gimana dengan kalian?