Paragrafmu Menentukan Ceritamu



Pernah ngerasa punya tulisan bagus, tapi kurang diapresiasi orang lain?

Pernah ngerasa nggak ngerti waktu baca tulisan yang ‘katanya’ bagus?

Gue pernah. Setelah diminta memeriksa tulisan penulis-penulis baru, gue mendapati bahwa sebagian orang memiliki kesulitan dengan bagaimana mereka menuangkan ide ke dalam kanvas kata. Ini belum termasuk bagaimana mereka menciptakan takaran yang tepat dalam mengkombinasikan beberapa ide sekaligus. Hasilnya, mereka malah jadi tambah kerepotan.

Berangkat dari pengalaman semacam ini, gue akan sedikit berbagi pengetahuan tentang bagaimana membuat tulisan yang enak dibaca, terlepas dari apapun genre tulisan yang kamu pilih.

1. Perhatikan Kalimatmu
Sebuah buku, setebal apapun dia, diawali dari sebuah kalimat. Ibarat manusia, kalimat pertama adalah yang memanggilmu seperti ini: “Hei, ke sinilah! Baca tulisan ini.” Maka dari itu, penting banget bagi kamu untuk membuat kalimat pertama (first sentence) yang bagus. Membuat kalimat yang baik adalah langkah awal yang harus dilewati untuk mencapai tulisan yang bagus. Seringkali, penilaian pembaca akan tulisan kamu (membosankan atau tidak, dsb.) ditentukan di kalimat pertama.

Untuk membuat kalimat pertama yang baik, kamu perlu banyak berlatih. Baca tulisan, essay, atau blog orang-orang yang kamu anggap menarik dan perhatikan bagaimana mereka membuat kamu terus menerus membaca. Biasanya, blogger yang mampu menyedot banyak pembaca punya kalimat pertama yang unik.

Sebaliknya, ketika seorang penulis tidak menulis untuk waktu yang lama, ia biasanya akan mengalami kesulitan menemukan kembali kalimat pertamanya. Pelajari dari orang lain, masukkan ke otak, dan keluarkan pada tulisanmu.

Nah, gimana cara bikin kalimat pertama yang baik? Kalimat pertama yang baik bisa jadi adalah kalimat yang spektakuler, unik, dan mampu membuat kita ‘ketagihan’ untuk membaca kalimat-kalimat selanjutnya. Bikin pembaca kamu terpukau dan terus mencari-mencari apa yang selanjutnya bakal ia temui dengan kalimat pertamamu. Intinya, kalimat pertama adalah kalimat yang bikin penasaran.

Selain itu, perhatikan unsur keketatan kalimat. Pernah dengar istilah ‘kalimat efektif’ waktu sekolah? Perhatikan dua kalimat ini.

“Gue pergi sama nyokap gue naik motor gue waktu hari sedang tidak hujan.”

“Gue pergi sama nyokap naik motor waktu hari cerah.”

Kalimat pertama adalah yang tidak efektif, yang kedua efektif. Kalimat yang asik, di mata gue, adalah kalimat yang kencang. Tidak sesak, tidak longgar. Ibarat baju, nyaman dipakai. Jangan boros kata, tapi juga tidak perlu berlebihan.


2.Sambungkan Kalimat-kalimatnya
Langkah selanjutnya adalah membuat setiap kalimat berkaitan dengan yang lain. Ini penting banget, mengingat sebagian orang menganggap suatu buku ‘berat’ hanya karena kalimat-kalimatnya ‘kurang nyambung’.

Sebuah paragraf yang baik terdiri dari kalimat yang saling berkaitan satu sama lain. Tentukan kalimat utamanya, lengkapi dengan kalimat-kalimat contoh sebagai penjelas kalimat utama, dan bikin sebuah linkback di akhir paragraf. Contoh,

Ada banyak alasan kenapa saya benci pergi sekolah pagi ini. Pertama, karena hujan baru saja turun sehingga bikin jalanan becek dan macet. Kedua, karena udaranya sejuk sehingga saya malas beranjak dari kasur. Hal-hal semacam ini membuat saya berpikir ulang untuk masuk sekolah.

Berdasarkan paragraf di atas, kalimat pertama adalah kalimat utama. Kalimat kedua dan ketiga adalah kalimat penjelas. Kalimat terakhir berfungsi menyimpulkan / menegaskan paragrafnya.

Ini contoh diagramnya, gue ambil dari ivcc.edu:



Ingat, paragraf yang baik memiliki kalimat yang saling berkaitan.

3.Buat Paragraf yang Berkaitan
Pada prinsipnya, membuat paragraf yang berkaitan satu sama lain tidak berbeda jauh dengan membuat rangkaian kalimat yang berkaitan. Kita tahu bahwa sebuah paragraf terdiri dari kalimat utama, penjelas, dan penutup. Dari situ, sebuah barisan kalimat ‘sah’ disebut sebagai paragraf.

Nah, paragraf yang oke biasanya memiliki kaitan antara kalimat akhir paragraf awal dengan kalimat awal paragraf baru. Dalam sebuah essay singkat, paragraf pertama berfungsi membuka sekaligus memberi semua kemungkinan ide untuk dijelaskan. Paragraf seterusnya menjelaskan isi essay. Paragraf terakhir berisi kesimpulan (linkback) dari tulisan kita.

Sebagai penutup post ini, gue akan coba tampilkan contoh esai singkat dengan prinsip yang udah dijelaskan:

Menulis adalah bagian dari peradaban manusia. Selama berabad-abad, manusia menulis untuk membangun peradabannya dengan cara mentransfer ilmu pasti, sejarah, dan pengetahuan lainnya dari generasi ke generasi. Melalui menulis, pengetahuan dibangun dan sejarah tidak hilang dari bumi. Itulah beberapa alasan menulis bagi sebagian orang. Bagi saya, menulis adalah aktivitas berguna karena memiliki tiga keuntungan; menghilangkan stres, menantang kreativitas, dan menghasilkan uang.

Keuntungan pertama dari menulis adalah menghilangkan stres. Secara umum, karakter seseorang terbagi menjadi dua, yaitu introvert dan ekstrovert. Kebanyakan orang dengan karakter introvert lebih sulit untuk melepaskan stresnya karena sungkan menceritakan masalah dengan orang lain. Hal ini dapat menjadi masalah serius karena stres dapat menyebabkan beberapa gejala penyakit seperti psikosomatik dan serangan jantung jika tidak dilepaskan dengan baik. Untuk melepas stres, manusia introvert bisa melakukan beberapa kegiatan positif, seperti menulis buku harian.

Selain karena keuntungannya untuk melepas stres, menulis adalah salah satu langkah positif untuk menantang kreativitas. Kita bisa belajar cara membuat kalimat yang baik atau bermain dengan kata-kata untuk membangun beberapa kalimat yang menarik. Kita juga bisa belajar cara membuat transisi yang efektif dari kalimat ke kalimat untuk membuatnya nyaman dibaca. Setelah itu, membuat cerita yang menarik bisa dijadikan ‘tantangan kreativitas’ selanjutnya.

Bisakah saya menjadikan menulis sebagai pekerjaan sampingan? Tentu bisa! Menulis dapat dikategorikan kegiatan yang menghasilkan tanpa mengganggu jam sekolah atau kuliahmu. Hal ini dimungkinkan karena menulis dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Jika kamu sudah ahli dalam membuat sebuah cerita, kamu bisa mengirimkannya ke media. Kamu juga bisa membuat sebuah buku menarik seperti Harry Potter-nya J.K.Rowling. Buatlah sebuah buku yang hebat dan kamu akan kaya raya!

Melalui tiga paragraf di atas, kita telah mengetahui manfaat menulis; menghilangkan stres, menantang kreativitas, dan menghasilkan uang. Bagaimana menurutmu? Tertarik untuk mencoba? Jika ya, cobalah menulis buku harian sebagai langkah pertama karier menulismu.


Selamat menulis! ^^

Comments

  1. Jadi, blog gue termasuk yang rusuh, lumayan, atau udah masuk kriteria yang lo maksud?

    ReplyDelete
  2. Kalo lu merasa memenuhi syarat-syarat di atas, ya berarti udah bagus. Tinggal kembangin aja....

    ReplyDelete
  3. Ini postingan elu yang nulis, Zul? *sangsi*
    Kenapa kagak dari dulu aja tulisan lu begini.

    ReplyDelete
  4. Sekali-kali mau isengin elu ah.

    1. mengkombinasikan ATAU mengombinasikan? (pada paragraf ketiga).
    Dalam buku EYD atau TBBBI (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia) disebutkan jika huruf awal kata kerja adalah konsonan "k", maka afiks me-kan yang digunakan adalah meng- dengan "k" melesap. Gimana?

    2. Kekonsistenan
    A. Persona pertama tunggal menggunakan gue tapi persona kedua tunggal memakai kamu. Rasa-rasanya kurang pas aja. Keajekan sebaiknya diperhatikan.
    B. essay ATAU esai?
    Pilih aja salah satu.

    3. Nah,
    Seringkali ATAU sering kali? (paragraf kelima).
    mencari-mencarikah? (paragraf kedelapan)

    -CMIIW-

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts