Liburan 3 Bulan yang Nyaris Sia-sia

Minggu lalu, gue dateng ke penerbit LPPH yang insya Allah bakal nerbitin buku kedua, Panjul’s Diary. Di sana, gue sempet liat progress buku ini.

Dari kunjungan gue ke sana, hal paling gue tandai adalah desain sampul dan layout-nya. Dengan warna dasar putih, sampul buku gue terlihat lebih soft. Enak banget, diliatnya. Meski begitu, tulisan berupa judul-judul cerita yang ‘berceceran’ di sekitar sampul tetep aja bikin rame. Jadi kesan serunya tetep dapet. Oh iya, tema sampul di buku kedua ini adalah Trip to Bandung. Jadi, bakal ada gambar peta DKI Jakarta (sebagai tempat domisili gue sekarang) dan peta Propinsi Jabar (sebagai tujuan perjalanan gue ke tempat kost Anto) dan garis putus-putus sebagai sebuah rute perjalanan yang menghubungkan kedua daerah. Mirip peta harta karun, gitulah. Selain itu, tema sampul yang dibuat juga mewakili salah satu cerita yang gue tulis, Trip to Bandung. Sayangnya, cerita Trip to Bandung tidak akan kalian temui di buku ini karena bakal ditaruh di buku ketiga, hehehe. Yah, karena cerita yang disetor ke penerbit dianggap kebanyakan, cerita Trip to Bandung enggak kebagian jatah halaman sehingga gue pun berencana taruh cerita itu di buku ketiga, insya Allah.

Kalau dipikir lagi, proses semacam ini punya sedikit kemiripan dengan bagaimana band Padi membuat albumnya. Album pertama Padi bertajuk Lain Dunia. Di album kedua, Lain Dunia ini jadi salah satu lagunya. Album kedua bertajuk Sesuatu yang Tertunda, dan tajuk itu menjadi lagu di album ketiga, dan seterusnya. Unik, kan?!

Untuk progress fisik buku kedua, mungkin itu dulu yang baru bisa gue sampaikan.

Dari segi cerita, gue berusaha menggarapnya dengan lebih baik. Gue enggak bilang tulisan gue bakal lebih rapi meski mungkin aja ada yang berpendapat begitu ketika baca bukunya. Kalaupun ada, gue bakal bilang terimakasih sama itu orang, hehehe. Seenggaknya, gue berharap buku kedua ini bisa tampil lebih baik tanpa mengurangi dosis komedi yang dipakai.

Dari sekian banyak cerita yang ditawarkan, ada cerita tentang hamster punya Eros yang (secara tidak beruntung) terkena ambeien. Supaya tetep seru, cerita selengkapnya nggak akan gue reveal di sini. Di buku kedua, gue bikin cerita itu ada untuk mengenang hamsternya yang sekarang udah almarhum. Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun. FYI, si Eros sekarang udah nggak melihara hamster lagi. Sebagai gantinya, ‘beliau’ memelihara marmut. Sepasang. Oren-item. Dua-duanya. Ketika dibeli, marmut yang satu telah dihamili oleh yang lain. Pelakunya diduga merupakan pasangannya sendiri. Kandungannya juga belum diperiksakan ke dokter. Eros kelihatannya males dan berpikir itu marmut mampu melahirkan automatically. Entahlah. Semoga kali ini kedua marmut mampu bertahan hidup lebih lama. Amin.

Hmmm...apa lagi, yah?
Oh, iya! Masih ada yang harus gue kasih tau.

Gue udah mulai memikirkan buku ketiga. Gue masih belum mau reveal judulnya, takut berubah lagi setelah dikasih ke penerbit (dua buku sebelumnya bernasib seperti itu). Yang jelas, gue membutuhkan waktu rehat lebih dari setengah tahun untuk mulai menulis kembali buku ketiga. Gue berusaha mencari sesuatu yang baru dalam karya yang gue hasilkan. Gue mau buku ketiga terlihat lebih berbeda dibanding dua buku pendahulunya. Karena gue dulu merupakan anak STM, gue juga perlu belajar teknik menulis secara lebih serius (emang nggak ada hubungannya, sih) sehingga cara gue menulis sebuah cerita terlihat lebih rapi. Semoga apa yang gue ceritakan terkabul.

Semua orang yang lagi baca tulisan ini, mari kita berkata ‘amin’ bersama-sama.

Satu...
dua...
tiga...
”Amin.”

Terima kasih.

Sekarang, gue udah bikin empat cerita dalam bentuk draft 1 untuk buku ketiga. Masih ada satu cerita lagi yang baru ditulis di buku diary, tapi belum dituangkan di laptop. Dengan kehadiran cerita-cerita ini, gue berharap, liburan kuliah selama tiga bulan (yang sebentar lagi mau habis) berhasil diselamatkan dari kategori ‘sia-sia’. Hahaha...:D

Segala puji dan syukur gue haturkan kepada Allah swt. yang udah memberi ilham kepada gue selama lima hari terakhir berturut-turut untuk dijadikan sebuah cerita draft 1.

Untuk mengakhiri postingan ini, gue ingin menuliskan (atau lebih tepatnya, mengetikkan) harapan yang sekarang ini dirasa. Harapan itu, semoga buku kedua tampil lebih baik dan lebih disukai. Semoga pula buku ketiga selesai dikerjakan dalam waktu lebih cepat dan lebih rapi, sehingga kalian tidak perlu menunggu terlalu lama.... 

Comments

Popular Posts